Nama
Kelompok :
KINKY
BOOTS
Sinopsis :
Film
ini menceritakan tentang suatu pabrik sepatu pria yang hampir bangkrut
yang terjadi pada diri Charlie Price,
setelah ayahnya meninggal dia baru menyadari bahwa pabriknya dalam keadaan yang
hampir bangkrut. Charlie terpaksa memecat beberapa karyawannya, karena ia tidak
tahu apa yang harus ia lakukan lagi. Charlie hanya bisa mengatakan “ini semua
salahku, apa yang harus aku lakukan?”, seolah-olah tidak ada usaha sedikitpun
untuk melakukan perbaikan. Maka, ada salah seorang karyawannya yang melakukan
protes padanya dan hal ini memicu Charlie untuk berpikir keras menyelamatkan pabrik
warisan ayahnya “Price & Son”. Charlie akhirnya bertemu dengan seorang
waria bernama Lola (Simon) dan mendapatkan ide untuk membuat sepatu khusus
waria dan menjadikan Lola sebagai designernya. Hal ini dikarenakan ia melihat
pangsa pasar para waria sangat terbuka lebar. Penerimaan Lola bekerja di
pabriknya menimbulkan pro-kontra di dalam perusahaan itu sendiri dan akhirnya
untuk mengenalkan produk sepatu khusus waria tersebut maka Charlie membawa
semua hasil rancangannya ke Milan karena Milan adalah pusat mode dunia. Charlie
bekerja keras agar produk yang dibuatnya terkenal di Milan, yang membuat ia dan
karyawannya salah paham dan mereka pun akhirnya mengerti karena mereka
mengetahui Charlie benar-benar ingin agar produk yang dipasarkannya sukses dan
pabriknya tidak bangkrut. Kerja keras membuat hubungan ia dan tunangannya tidak
harmonis dan putus karena tunangannya selingkuh. Ketka di Milan, Lola dan tim
penarinya tidak hadir dan membuat semuanya berada di luar kendali. Sebagai pengganti
Lola, Charlie maju sebagai model dan membuat hal konyol dan pada saat itu
penolong yang diharpkannya menolong datang di saat yang tak terduga. Hal yang
patut dicontoh ialah Charlie mampu berubah dari sikap yang acuh tak acuh pada
pekerjaan yang diwariskan ayahnya berubah menjadi orang yang cekatan. Berubah dari
pria yang diremehkan pegawainya menjadi atasan yang dihormati pegawainya dan
tentang pendekatan Lola maupun Charlie memperlakukan pegawai dan orang lain adalah hal yang patut
dicontoh, karena tanpa ada pegawai, maka pabrik tidak bisa berjalan. Film ini
memberi inspirasi bagi semua orang untuk tidak menyerah pada setiap keadaan
meskipun keadaan itu sangat sulit.
Pembahasan :
Teori Gestalt
Fokus
riset Gestalt adalah pengalaman persepsi. Ada 4 asumsi dasar dari perspektif
Gestalt :
1. Yang
harus dipelajari adalah perilaku molar bukan perilaku molecular.
2. Organisme
merespon stimuli yang tersegregasi bukan stimuli spesifik.
3. Lingkungan
behavioral adalah realitas subjek.
4. Organisasi
lingkungan sensoris adalah interaksi dinamis dari kekuatan-kekutan di dalam struktur
yang mempengaruhi persepsi individu.
Kaitan
teori Gestalt dengan film Kinky Boots adalah Charlie sebagai peran utama di
film ini bertemu dengan Lola yang dapat mengubah hidupnya. Pada saat ia bertemu
Lola ia tidak serta merta menggangapt Lola seorang waria yang akan membuat
masalah dalam hidupnya namun ia lebih melihat secara keseluruhan dimana ada
peluang yang bisa ia ambil dari kebutuhan Lola yaitu sepatu wanita dengan
ukuran pria (perilaku molar). Charlie tidak memandang Lola hanya sebagai waria namun
ia melihat potensi Lola dan mau mempekerjakan Lola untuk membantu ia
membangkitkan pabriknya kembali (stimuli tersegregasi). Kemudian Charlie berani
memasarkan produknya ke Milan walaupun para pegawainya merasa curiga dan ia
tetap tidak malu untuk berteman dengan Lola walaupun di pabrik banyak sekali
persepsi karyawan yang pro dan kontra terhadap tindakan Charlie (persepsi
individu).
Koneksionisme Edward Thorndike
Teori
koneksionisme Thorndike berbeda dengan teori pengkondisian klasik dimana
Thorndike tertarik dengan proses mental (mendesain eksperimen untuk meneliti
proses pemikiran binatang) dan ia juga meneliti perilaku mandiri atau sukarela.
Hukum
belajar berdasarkan asumsi tersebut Thorndike :
1. Law
of effect (keadaan yang memuaskan setelah respons akan memperkuat koneksi
antara stimulus dan perilaku yang tepat dan sebaliknya).
2. Law
of exercise (repetisi dari pengalaman akan meningkatkan peluang respon yang
benar).
3. Law
of readiness (kondisi yang mengatur keadaan disebut “memuaskan” atau
“menjengkelkan”)
Kaitannya
dengan Film “Kinky Boots” adalah Charlie sebagai pewaris toko sepatu pada
mulanya merasa putus asa dan tidak tau apa-apa untuk menjalankan pabrik sepatu
prianya namun ketika ia bertemu dengan Lola dan meliihat sepatunya maka ia
mendapatkan ide untuk membuat sepatu itu karena ia melihat Lola kesakitan saat
memakai sepatu wanita . Law of effect disini ditunjukkan pada saat Charlie
merasa bahwa jika ia dapat mensupply sepatu untuk waria maka akan ada banyak
waria yang akan merasa puas dan dapat menjadi konsumennya. Law of exercise
ditunjukkan pada saat Charlie membuat sepatu waria pertamanya dan ternyata Lola
merasa tidak puas sehingga ia meminta kepada Lola untuk mendesain sepatu yang
baik dan Charlie juga berusaha berulang kali untuk menciptakan sepatu waria
yang sempurna. Law of readiness terjadi pada saat Charlie memutuskan untuk
memperkenalkan sepatu waria buatannya di Milan dimana ia tahu bahwa sepatu
tersebut dapat menarik perhatian pasar disana dan ia juga menyadari banyak
pegawainya yang mencurigai dia namun ia dapat mengatur keadaan tersebut dan
sukses untuk memasarkan sepatunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar