Deepraj Kaur (10-051)
Venti Ayu Wibawa (10-070)
Riana Octhaviany (10-079)
ANALISIS EKSPERIMENTAL PADA PERILAKU
Skinner menyebut refleksi seseorang sebagai elicited response
(respon yang dimunculkan) karena respon ini otomatis dipicu oleh
stimulus tertentu, contohnya kaki yang diketuk palu akan memberikan
reflek menendang.
Skinner juga menamakan perilaku sebagai emitted response
(respon yang dikeluarkan), namun periset harus memanipulasi kejadian -
kejadian yang dapat diamati dalam latar yang dikontrol, contohnya
mengendarai mobil, bersenandung sambil menyanyi.
Riset yang ditemukan Skinner mengindikasikan bahwa outcome yang dihasilkan oleh suatu respon adalah peristiwa yang mengubah perilaku. Perilaku
yang dilakukan secara umum merupakan perilaku yang terjadi setelah adanya
penguatan.
Ada 4 faktor dalam penguasaan pola perilaku:
1) Faktor Pembentukan
2) Jadwal Penguatan
Penguatan itu sendiri harus diberikan dengan jadwal yang sesuai
dengan perilaku apa yang ingin ditimbulkan. Jadwal penguatan terdiri atas
penguatan rasio, penguatan variabel, dan yang efektif penguatan variabel-rasio.
- Penguatan rasio --> penguatan yang dilakukan dengan cara memberikan reward setiap rasio tertentu misalnya setiap 5 menit sekali dsb.
- Penguatan variabel --> penguatan rasio ataupun interval dimana respon menlambat pada awalnya kemudian disusul dengan rata” yang meningkat.
- Penguatan Variabel-rasio --> penguatan yang pada awalnya sering diberikan dan kemudian dikurangi pemberiannya.
3) Konsep Kegunaan Negatif
4) Perilaku yang diatur peraturan
Skinner mengidentifikasikan 3 komponen belajar sebagai :
- Stimulus diskriminatif
- Respons (R)
- Stimulus penguat
Dalam penguatan yang kita
lakukan tidak selamanya berfungsi dalam hal yang positif sebagian juga dapat
berdampak negatif misalnya jadwal penguatan variabel rasio yang digunakan untuk
burung merpati agar dapat mematuk cawan jika burung tersebut terus menerus
mematuk cawan sampai memaksakan diri maka paruhnya akan bengkak hal ini lah
yang disebut dengan konsep kegunaan negatif. Konsep kegunaan negatif merupakan
efek negatif / efek yang tidak diharapkan dari proses penguatan yang dilakukan.
Selain penguatan salah satu cara kita untuk mengatur atau membetuk perilaku
adalah dengan menggunakan peraturan. Perilaku yang diatur peraturan
(Rule-Govern) secara kita sadari atau tidak sudah memberntuk perilaku kita
misalnya kita selalu hadir tepat waktu pada perkuliahan karena peraturannya
tidak memperbolehkan untuk terlambat.
PRINSIP
PEMBELAJARAN
Skinner
tertarik dengan pendidikan ketika putrinya sekolah dan ia mulai menggunakan dan
mengembangkan teknik penguatan di ruang kelas dengan menggunakan instruksi serta langkah demi langkat dan alat mekanik
yang disebut mesin pengajaran. Pendidikan di sekolah pada umumnya kurang
efektif karena hanya menggunakan guru sebagai mesin pengajar dan anak murid
bertindak pasif serta jumlah siswa yang melebihi kapasitas dalam satu ruang
membuat motivasi siswa menjadi rendah. Oleh karena itu ada beberapa perubahan
yang diimplementasikan dengan cara mempersiapkan tahapan belajar yang lebih
mirip dengan kehiduapan sehari-hari yang juga problematis. Ketika terjadi
permasalahan dikelas guru dapat menggunakan stimuli diskriminatif baik itu
stilmuli verbal maupun nonverbal yang dapat mengarahkan perhatian siswa menjadi
fokus kembali. Selain itu aspek penting
dari pembelajaran yang sukses adalah guru dapat mentransfer kontrol stimulus
yang memberi petunjuk pada diri pelajar.
Yang terpenting dari pembelajaran adalah pemberian penguat alamiah yang
tepat. Selain itu pembentukan perilaku dikelas harus diawali dengan spesifikasi
yang jelas tentang perilaku yang akan dipelajari, ketrampilan awal
diidentifikasi serta pemberian program yang bertahap dan hati-hati. Dalam
proses belajar mengajar juga dikenal dengan istilah mesin pengajaran yang
dikembangkan oleh skinner dimana yang menjadi favorit adalah komputer yang
dianggap dapat memberikan penguatan kepada siswa dengan catatan grafis dan
animasi harus dikurangi agar tidak mengganggu perhatian siswa saat belajar.
APLIKASI DALAM PENDIDIKAN
Banyak program manajemen behavioral yang muncul pada
1950-an adalah kombinasi dari pengkondisian berpenguat dengan metode lain.
Misalnya, time-out yang merupakan periode mengasingkan individu untuk sementara
dari latar yang memberikan penguatan. Teknik ini menggunakan penghilangan
penguat, mereka adalah sebentuk hukuman dan menimbulkan efek samping emosi
negatif. DISTAR atau yang kini disebut SRA reading mastery merupakan suatu
program yang sangat terstruktur dimana anak diajari sesuai dengan level
keterampilan mereka.
Karakteristik Pemelajar
Ini merupakan suatu perilaku tertentu yang dibawa
siswa ke situasi belajar, dan karakteristik itu mungkin mempengaruhi perolehan
perilaku baru, diantaranya :
1.
Perbedaan
individual. Dapat berasal dari bakat genetik organisme dan sejarah penguatan
tertentu.
2.
Kesiapan belajar
3.
Motivasi
PROSES KOGNITIF DAN PENGAJARAN
Fokus dari pengajarannya ialah :
1. Transfer
belajar. Menurut perspektif skinner, ketika latihan disuatu area keterampilan
meningkatkan performa di area lain, elemen yang sama akan diperkuat “setiap
kali elemen itu muncul”.
2. Keterampilan
“cara belajar”. Perilaku tertentu yang biasanya diidentifikasi dengan pemikiran
harus dianalisis dan diajarkan. Perilaku itu adalah perilaku manajemen diri
intelektual (precurrent). Perilaku itu juga bersifat tertutup (covert). Respon
precurrent lainnya adalah memperhatikan stimuli, menggarisbawahi ide-ide
penting dalam materi teks, dan menata ulang elemen-elemen di dalam suatu
situasi masalah sehingga solusinya bisa lebih mungkin diperoleh.
3. Mengajarkan
pemecahan masalah. Untuk memaksimalkan kemungkinan solusi, individu harus
mengubah situasi sehingga dia dapat merespon dengan cepat.
Langkah-langkahnya
antara lain :
a. mereview masalah secara hati-hati dengan mengklarifikasi
kesulitan ;
b. menata ulang komponen-komponen masalah ; dan
c. mencari
kemiripan antara masalah dengan masalah lain yang telah dipecahkan.
Mengembangkan Strategi Kelas
Mengembangkan strategi kelas dapat menggunakan
teknologi Skinner dengan 3 cara :
a.
Menggunakan
stimuli diskriminatif dan penguatan dalam interaksi di kelas secara tepat.
b.
Mengimplementasikan
langkah-langkah pembentukan di dalam
pengajaran.
c.
Menyusun materi pengajaran
yang diindividualisasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar