Group Member :
Koor : 10027 Reza Yoga Pratama
Member : 10006 M. Fadli
MICRO TEACHING
“Go To School”
“Go To School”
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pedagogi
secara singkat sering diartikan sebagai seni mengajar pada anak. Ilmu Pedagogi
itu sendiri dapat digunakan sebagai sarana untuk berinteraksi dan mendekatkan
diri kepada anak-anak sehingga proses belajar-mengajar semakin efektif. Salah
satu konsep dalam Pedagogi adalah Micro Teaching. Apa itu sebenarnya Micro
Teaching???
Micro
Teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit dan
teaching berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar
yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan.
Diharapkan, dengan memperkecil ruang proses mengajar, maka metode ini dapat member
penilaian mengenai efektifitas proses belajar mengajar, termasuk juga guru.
Secara umum, konsep Micro Teaching dapat digunakan untuk menilai kelemahan dan
kelebihan suatu metode, sehingga dapat memperbaiki kesalahan, serta dapat
menciptakan metode pendekatan baru terhadap anak.
`Ditinjau
dari kehidupan sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa proses belajar
tersebut hanya proses pentransferan ilmu, dimana asalkan ilmu sudah disampaikan
maka kwajiban guru sudah selesai. Selain itu istilah Seni Mengajar sudah
diabaikan sekarang ini. Para pendidik merasa tidak perlu seni dalam proses
pengajaran. Tapi pada kenyataan itu adalah factor critical yang akan menjadi
penentu kualitas proses mengajar. Seni tersebut sudah termasuk ke dalam
pembentukan karakter yang ideal. Fenomena tersebut merupakan sesuatu hal yang
salah, karena mendidik tersebut seharusnya juga memperhatikan pembentukan
karakteristik peserta didik. Jadi, guru sebenarnya selain mentransfer ilmu juga
menjadi fasilitator serta perangsang anak unutk tumbuh membentuk kepribadian
yang baik. Tapi sebenarnya fakta berkata lain, karena guru tidak peduli terhadap
perkembangan kepribadian anak, melainkan hanya focus pada ilmu. Hal tersebut
menjadi salah satu factor yang menyebabkan banyak anak yang pintar tetapi
memiliki karakter yang tidak bagus.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka kelompok ingin melakukan Micro Teaching di sebuah TK
yaitu TK Kartika Jaya untuk melihat apakah konsep Pedagogi sebagai seni
mengajar masih diterapkan, serta berusaha menyampaikan pesan kepada Pendidik
dan Peserta didik dan memperkenalkan bahwa Pembelajaran berwujud seni merupakan
salah satu aspek penting dalam pendidikan anak.
2.
Tujuan
Tujuan dilakukan Micro
Teaching pada TK tersebut adalah untuk mengenalkan kepada peserta didik dan
Pendidik bahwa mengajar bukan sebatas proses mentransfer ilmu,melainkan sebuah
seni yang meliputi proses pembentkan kepribadian dan karakter anak yang ideal.
3.
Manfaat
Adapun manfaat dari
Micro Teaching tersebut :
a. Menjelaskan
bahwa mengajar merupakan sebuah proses pembentukan kepribadian yang baik dan
bukan sebatas mentransfer ilmu semata.
b. Sebagai
salah satu sarana pendekatan terhadap anak-anak yang dapat digunakan untuk
melakukan penilaian terhadap peserta didik.
c. Dapat
membantu menemukan metode yang efektif digunakan dalam proses belajar mengajar
khusunya pada TK tersebut.
LANDASAN TEORI
1.
Teori Pengajaran Pedagogi Modern
Pandangan
mengenai bahwa Pedagogi hanya sebatas mengajar dan mengasuh merupakan factor awal
yang menyebabkan terbentuknya Pedagogi Modern. Pedagogi Modern memandang bahwa
proses mengajar itu tidak hanya focus pada pendidik saja, tetapi juga focus pada
peserta didik. Mengatakan bahwa peserta didik menjadi kunci utama mencapai
tujuan proses pengajaran tersebut. Ada 2 konsep utama yang dikembangkan dalam
Pedagogi Modern, yaitu :
a. Teaching,
yaitu teknik yang digunakan guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan,
merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembangan siswa dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran. Siswa diberi peluang untuk melakukan penilaian terhadap
teknik atau metode pengajaran untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar tidak hanya bersifat monoton dan satu belah
pihak, melainkan terjadi interaksi resiprokal antara peserta didik dan
pendidik.
b. Learning,
proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan
menigkatkan pengetahuan serta keterampilan serta karakter yang ideal. Dapat
dikatakan, bahwa kulaitsa metode teaching akan membantu anak dalam proses
learning dalam pembentukan dirinya sendiri. Belajar bukan hanya proses mencari
ilmu pengetahuan, melainkan juga pembentukan keterampilan, seperti berpikir
kritis, kemampuan adaptasi, pemecahan masalah, dan pembentukan karakter yang
ideal.
2.
4P (Pribadi, Proses, Press, dan Product)
Teori
ini menjelaskan mengenai pembentukan kreatifitas serta pengembangan anak secara
maksimal. Dalam hal ini, yang paling ditekankan dalam proses belajar mengajar
adalah Pribadi. Dimana kemudian Pribadi itu yang akan diproses dan dikembangkan
sehingga menciptakan Product yang bagus dan sesuai dengan tujuan pengajaran.
Jadi kesimpulannya, dalam memberikan pengajaran, guru bukan menjadi focus utama,
melainkan peserta didik yang menjadi focus utama.
3.
Pedagogi Ideal-Spiritual Karakteristik
Teori
ini mengemukakan bahwa pembentukan kepribadian yang ideal bukan hanya
berdasarkan keilmuan semata, melainkan juga berdasarkan factor spiritual dan
Kreatifitas seseorang. Artinya proses belajar mengajar yang baik ketika proses
tersebut bukan hanya sebatas proses pentransferan imu, melainkan juga sebagai
proses yang membantuk anak dalam pengembangan kepribadian, karakter, dan
spiritual yang ideal. Selain itu, teori ini juga mengembangkan prinsip etika,
yaitu dalam pembentukan itu semua diperlukan aturan-aturan tertentu. Misalnya,
dalam pembentukan karakter yang ideal, maka diperlukan teknik dan metode khusus
untuk membentuk hal itu.
4.
Learner-Centered
Alasan
mengapa yang digunakan adalah Learner-Centered dan bukan Teacher-Centered,
karena dalam Micro Teaching tersebut, kelompok member focus proses pengajaran
itu ada pada peserta didik, dan bukan pada kelompok. Kelompok sendiri hanya
menjadi fasilitator dan pengarah sehingga proses mengajar tidak lari dari jalur
sesungguhnya. Anak dibiarkan berkreasi sebebas mungkin dan mengeluarkan
ide-idenya sebebas mungkin, karena menurut kelompok itu menjadi salah satu cara
untuk membuka karakter anak yang ideal.
PERENCANAAN
1.
Rancangan Kegiatan
No
|
Hari / Tanggal
|
Kegiatan
|
Tempat
|
1
|
Sabtu,
7 April 2012
|
Diskusi
TK
|
F.Psi USU
|
2
|
Sabtu,
7 April 2012
|
Diskusi
mengenai konsep yang digunakan
|
F.Psi USU
|
3
|
Senin,
9 April 2012
|
Observasi
ke TK Kartika Jaya
|
TK Kartika Jaya
|
4
|
Selasa,
10 April 2012
|
Proses
Micro Teaching
|
TK Kartika Jaya
|
5
|
Senin,
16 April 2012
|
Pembahasan
mengenai M.Teaching
|
F.Psi USU
|
6
|
Jumat,
20 April 2012
|
Pembuatan
Laporan Micro Teaching
|
F.Psi USU
|
7
|
Senin, 30 April
2012
|
Posting
Hasil Micro Teaching
|
Own
|
2.
Peserta Micro Teaching
Peserta Micro Teaching adalah Siswa
TK Kartika Jaya 2-20 Kesatuan Angkatan Darat , di Jalan Karya Jaya Medan. Anak
TK yang menjadi peserta Micro Teaching adalah anak dari Kelas B yang memiliki
usia berkisal 5-6 tahun.
3.
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam proses Micro Teaching
adalah :
1. Kamera Digital
2. HP (Merekam Video)
3. Crayon Berwarna
4. Kertas Origami
5. Kertas Gambar
6. Reward
PELAKSANAAN
1.
Observasi
Pelaksanaan
micro teaching yang kami lakukan di TK Kartika Jaya berjalan sesuai dengan rancangan
jadwal kegiatan. Pada tanggal 9 april kami melakukan observasi ke sekolah TK Kartika
Jaya dimana pertama sekali kami menemui Kepala Sekolah untuk meminta ijin melakukan
observasi dan Micro Teaching selama dua hari. Setelah mendapatkan ijin kami melakaukan
perkenalan dengan guru yang sedang mengajar dan juga para siswa. Agar para
siswa tidak merasa terlalu terusik dengan kedatangan kami maka kami meemutuskan
agar hanya beberapa orang perwakilan dari kelompok kami yang masuk untuk
melakukan observasi. Berdasarkan hasil observasi kami kelihatan sekali bahwa
para siswa sangat antusias dengan kegiatan kesenian. Jika kelompok lain mungkin
memilih mengajarkan materi yang dirasa sulit oleh anak-anak namun kami
memutuskan untuk mengajarkan materi yang menarik dimata anak-anak. setelah
melakukan observasi kemudian kami memutuskan kegiatan kesenian yang kami akan
ajarkan adalah menggambar, melipat origami dan bernyanyi.
2.
Micro Teaching
Kelompok
melakukan kegiatan Micro Teaching pada tanggal 10 April 2012 di TK Kartika
Jaya. Pertama-tama kami mengajak anak – anak untuk menggambar ikan. Disana
terlihat antusias para murid untuk menggambar dan ada beberapa anak yang tidak
mampu mengikuti langkah-langkah untuk menggambar ikan sehingga kami memutuskan
ia dapat menggambar hewan lain yang mereka bisa gambarkan. Setelah selesai
menggambar kami melakukan dialog dengan para murid dalam rangka menanyakan apakah
mereka sudah bosan dan apakah mereka masih mau kami ajak untuk melakukan kegiatan
melipat origami. Hasilnya mereka mau sehingga kami melanjutkan kegiatan melipat
origami dan semua siswa dapat mengikutinya dengan baik. Setelah kegiatan
melipat origami kami mengajak anak-anak untuk bernyanyi dan setelah itu kami
membuat tantangan bagi anak yang berani maju kedepan kelas untuk menunjukkan
bakatnya dalam bidang apapun (bernyani, membaca puisi dsb) akan kami berikan
reward dan yang terakhir kami mengadakan kuis dimana anak-anak harus
menyebutkan bahasa inggris dari benda yang kami maksud dan bagi yang bisa
menjawab akan kami berikan reward. Semua kegiatan diatas dapat diikuti oleh
anak-anak TK Kartika Jaya dengan sangat baik sehingga kami dapat melakukan
kegiatan micro teaching dengan lancar.
LAPORAN KEGIATAN
1.
Hasil Micro Teaching
Sesudah
melakukan proses Micro Teaching, kelompok mendapatkan gambaran mengenai metode
pengajaran yang cocok diberikan di TK tersebut. Anak pada TK tersebut memiliki
antusias yang besar pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-anak tersebut
untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Sebagaicontoh, kegiatan
Bernyayi, menggambar disambut dengan sangat senang oleh anak-anak di TK
tersebut. Akhirnya kelompok membuat hipotesa sementara,bahwa proses
belajar-mengajar akan menjadi efektif apabila kegiatan pemberian materi
dicampur dengan kegiatan seni. Pemberian materi saja akan membuat peserta didik
merasa bosan sehingga anak dan guru tidak dapat berpartisipasi dengan maksimal
dalam proses pembelajaran. Dengan pemberian kegiatan seni tersebut, maka anak-anak
akan semangat kembali sehingga secara tak langsung materi yang disampaikan akan
dapat diterima dengan maksimal oleh peserta didik. Hal lainnya adalah dengan
Micro Teaching tersebut kelompok mendapat gambaran mengenai Individual
Differences dalam proses pengajaran. Dalam satu TK tersebut terdiri oleh anak
yang beraneka ragam, sehingga cara yang diberikan juga berbeda antara satu
dengan yang lain.
2.
Kesimpulan
Sekolah TK
tersebut masih menggunakan prinsip Pedagogi yang sesuai dengan Landasan Teori
yang dibuat oleh kelompok. Metode yang diberikan dalam sekolah tersebut bukan
saja proses Pentransferan ilmu, tetapi juga proses pembentukan kepribadian dan
karakter yang ideal termasuk kreatifitas dan seni. Hanya saja, guru masih kelihatan
seperti mendominasi anak, dan anak diberi ruang gerak yang sempit dalam
penuangan kreatifitas.
video micro teaching : click here